Pada Maret 2020 Kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,13
persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,53. Dari 90 kota
IHK, 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,64 persen dengan IHK sebesar
104,20 dan terendah terjadi di Pekanbaru, Surakarta, dan Surabaya
sebesar 0,01 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Timika
sebesar 1,91 persen dengan IHK sebesar 102,79 dan terendah terjadi di
Tangerang sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,40.
Deflasi
terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya
sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok transportasi
sebesar 2,29 persen. Sementara itu, sebagian kelompok-kelompok lainnya
mengalami inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar
0,25 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar
0,07 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin
rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,07
persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,07 persen; dan
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,4 persen.
Kelompok pendidikan; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan;
dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami
perubahan. Tingkat deflasi tahun kalender Maret 2020 sebesar
0,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap
Maret 2019) sebesar 1,59 persen.Kelompok energi pada Maret 2020
mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, tingkat deflasi tahun kalender
Maret 2020 sebesar 0,23 persen, dan tingkat deflasi tahun ke tahun
(Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 0,22 persen. Komponen bahan
makanan pada Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen. Tingkat
deflasi tahun kalender kelompok bahan makanan bulan Maret 2020 sebesar
2,72 persen dan tingkat inflasi komponen bahan makanan tahun ke tahun
(Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 4,31 persen.